Terkadang kita mendengar keluhan seseorang bahwa saya sudah
beribadah dengan sungguh-sungguh shalat, puasa, tapi tetap saja dia
miskin, fakir, dan tidak memiliki apa-apa seperti halnya orang lain. Ah …
mungkin inilah yang sudah ditakdirkan oleh Allah untuk saya. Dan
mungkin Allah memang sudah menetapkan nasibku seperti ini.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, mempercayai qada dan qadar
adalah rukun iman yang ke enam atau yang paling terakhir, hukumnya wajib
dipercayai, diyakini dan diamalkan dengan sebenar-benarnya.
Namun qada dan qadar ini mendatangkan dua efek, kesan, dan pengaruh
yang saling kontradiktif apabila seseorang tidak memahami dengan betul
akan makna takdir ilahi. Kedua kesan ini adalah: